UNAIR Kembangkan Pendidikan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas
UNAIR NEWS – Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga mengadakan semiloka “Pengembangan Pendidikan Inklusi Menuju UNAIR Kampus Humanis”, Kamis (14/9), di Aula Amerta Kantor Manajemen. Semiloka ini dimaksudkan untuk mengembangkan pendidikan inklusi yang ramah dengan penyandang disabilitas. Acara semiloka tersebut dihadiri dua pembicara yakni Prof. Dr. Frieda Maryam Mangunsom Siahaan, M.Ed., Psi dari Universitas Indonesia, dan Ro’fah, Ph.D dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Acara tersebut diikuti oleh para pimpinan fakultas, ketua departemen dan koordinator program studi di lingkungan UNAIR. Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang implementasi kebijakan pemerintah Republik Indonesia dan pengalaman terbaik tentang layanan pendidikan inklusi di perguruan tinggi yang dipaparkan masing-masing pembicara. “Rendahnya mahasiswa disabilitas yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi salah satunya karena tidak diajarkannya mereka untuk bermimpi bisa belajar di perguruan tinggi saat berada di sekolah sebelumnya. Kapasitas mental dan motivasi seharusnya sudah dibangun sejak mereka masih duduk di bangku SDLB (sekolah dasar luar biasa), SMPLB (sekolah menengah pertama luar biasa), dan SMALB (sekolah menengah atas luar biasa),” jelas Ro’fah. Agar tak ada kesenjangan dalam mencetak lulusan, Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Bambang Sektiari menuturkan, mahasiswa disabilitas maupun reguler akan mendapatkan perlakuan yang setara. “Pendidikan inklusi ini bukan pendidikan eksklusif, maka mahasiswa yang masuk di UNAIR tidak mendapatkan perlakuan khusus. Antara mahasiswa reguler dan mahasiswa penyandang kebutuhan khusus akan sama-sama mendapatkan perlakuan maupun kenyamanan yang sama,” jelas Prof. Bambang. Akibat minimnya partisipasi, fasilitas, tenaga pendidik dan pengayaan kurikulum pada pendidikan jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB bagi penyandang disabilitas, hingga saat ini partisipasi masyarakat disabilitas tercatat cukup kecil dari total jumlah mahasiswa yang ada di perguruan tinggi. Yaitu, hanya satu persen.
Sumber: http://news.unair.ac.id/2017/09/18/unair-kembangkan-pendidikan-inklusif-bagi-penyandang-disabilitas/ Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S