Skip to main content

AIL Dampingi Wisudawan Disabilitas: Wujud Kampus Inklusif UNAIR


 

wisuda

 

AIL News – Surabaya, 14 Juni 2025. Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan inklusif melalui keberadaan Airlangga Inclusive Learning (AIL) yang terus berperan aktif dalam mendampingi mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK). Salah satu momen penting yang melibatkan AIL adalah pendampingan bagi wisudawan disabilitas dalam upacara wisuda yang berlangsung pada bulan Maret 2025. Kegiatan ini menegaskan peran relawan AIL yang tidak hanya membantu mahasiswa dalam menjalani kehidupan akademik, tetapi juga memastikan mereka mendapatkan kesempatan yang setara dalam setiap tahap pendidikan, termasuk saat merayakan kelulusan.

Relawan AIL: Pendamping Setia Wisudawan Disabilitas

Upaya mewujudkan kampus inklusif, AIL memiliki peran besar dalam mendampingi wisudawan disabilitas, membantu mereka menjalani proses wisuda yang penuh makna. Para relawan AIL hadir untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan, mulai dari membantu mobilitas hingga memastikan setiap wisudawan disabilitas dapat merasakan pengalaman wisuda yang setara dengan mahasiswa lainnya.

Salah satu wisudawan disabilitas mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran relawan. “Saya merasa sangat terbantu dengan adanya relawan yang mendampingi saya. Selama ini, mereka selalu ada untuk memastikan saya bisa bergerak dengan lancar di kampus. Pada hari wisuda, bantuan mereka sangat berarti, mulai dari memandu saya menuju tempat wisuda hingga memastikan saya mendapatkan kursi yang nyaman. Ini membuat saya merasa lebih percaya diri dan dihargai,” ujarnya.

Kolaborasi dan Sinergi: Relawan dan MBK Mewujudkan Inklusi

Relawan AIL tidak hanya berperan dalam mendampingi mahasiswa berkebutuhan khusus selama perayaan wisuda, tetapi juga dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan mahasiswa disabilitas. Sebagai jembatan penghubung, para relawan AIL menjalin komunikasi yang erat dengan mahasiswa berkebutuhan khusus untuk lebih memahami tantangan yang mereka hadapi selama proses pendidikan.

“Setiap mahasiswa disabilitas memiliki kebutuhan yang berbeda, jadi penting bagi kami sebagai relawan untuk dapat mendengarkan dan memberikan dukungan sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Koordinator AIL. “Pendampingan ini bukan hanya tentang membantu mereka fisik, tetapi juga memberi dukungan moral agar mereka merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk terus maju.”

Upacara Wisuda yang Inklusif: Langkah Nyata Menuju Kesetaraan

Upacara wisuda di Universitas Airlangga yang melibatkan AIL juga mencerminkan langkah nyata kampus ini dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Tidak hanya relawan, pihak kampus juga berperan dalam memastikan bahwa sarana dan prasarana yang ada ramah bagi mahasiswa disabilitas. Salah satu perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan UNAIR menyatakan, “Kami berkomitmen untuk terus memperbaiki fasilitas yang ada agar dapat lebih mengakomodasi kebutuhan mahasiswa disabilitas. Kami senang dapat melihat banyak wisudawan disabilitas yang berhasil lulus dan merayakan pencapaian mereka bersama teman-teman lainnya.”

Relawan AIL juga berkontribusi dalam memfasilitasi kelancaran wisuda, seperti menyediakan akses bagi wisudawan yang menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya. Seorang relawan AIL mengungkapkan pengalamannya, “Pada hari wisuda, saya membantu beberapa teman dengan disabilitas untuk naik ke panggung dan menerima ijazah. Walaupun tugasnya tampak sederhana, saya merasa sangat bangga bisa membantu mereka merasa lebih dihargai di momen yang sangat penting ini.”

 

SDGs dan Tri Dharma Perguruan Tinggi: Menyokong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Kegiatan pendampingan wisudawan disabilitas ini sejalan dengan komitmen UNAIR dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) dan Tujuan 10 (Mengurangi Kesenjangan). AIL berperan penting dalam memastikan bahwa pendidikan di UNAIR dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk mahasiswa berkebutuhan khusus. Melalui akses yang setara dan mendukung penyandang disabilitas, UNAIR memberikan kontribusi pada pencapaian SDGs dengan menciptakan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas.

Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas
UNAIR melalui AIL berfokus pada peningkatan aksesibilitas bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, yang mendukung tercapainya pendidikan berkualitas untuk semua. Pendampingan yang dilakukan oleh relawan AIL membantu memastikan bahwa mahasiswa disabilitas dapat menyelesaikan pendidikan tinggi tanpa hambatan, dari proses pembelajaran hingga perayaan kelulusan.

Tujuan 10: Mengurangi Ketimpangan
Dengan memberikan dukungan melalui relawan, UNAIR turut mengurangi kesenjangan antara mahasiswa disabilitas dan mahasiswa non-disabilitas, memastikan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, dapat menikmati kesempatan pendidikan yang setara.

Selain itu, kegiatan ini juga mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi UNAIR, yang meliputi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

  • Pendidikan dan Pengajaran: AIL mendukung proses pembelajaran mahasiswa disabilitas dengan memberikan pendampingan akademik serta menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
     
  • Penelitian: AIL juga terlibat dalam penelitian mengenai aksesibilitas dan inklusivitas pendidikan tinggi, berkontribusi dalam pengembangan kebijakan yang lebih mendukung hak-hak mahasiswa disabilitas.
     
  • Pengabdian kepada Masyarakat: Melalui kegiatan pendampingan, AIL turut berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dengan memastikan bahwa pendidikan di perguruan tinggi dapat diakses oleh seluruh kalangan, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.
     

Refleksi Dari Wisudawan Disabilitas: Harapan Untuk Kampus yang Lebih Inklusif

Beberapa wisudawan disabilitas lainnya juga mengungkapkan harapan mereka terkait peran AIL dan fasilitas kampus. “Saya sangat menghargai setiap bantuan yang diberikan relawan AIL. Harapan saya, ke depan, AIL dan pihak kampus dapat terus meningkatkan fasilitas untuk mempermudah mobilitas mahasiswa disabilitas, seperti menambah lift di beberapa gedung dan memperbaiki aksesibilitas di ruang-ruang kelas.”

Wisudawan lainnya menambahkan, “Saya berharap lebih banyak kegiatan yang melibatkan mahasiswa disabilitas dan lebih banyak relawan yang bergabung dengan AIL. Dengan adanya relawan, kami merasa lebih didukung, dan semangat untuk lulus menjadi lebih besar.”

Mewujudkan Kampus Inklusif Melalui Kolaborasi

Pencapaian ini tidak terlepas dari kerjasama yang erat antara AIL, mahasiswa berkebutuhan khusus, dan relawan yang berkontribusi dalam membangun UNAIR menjadi kampus yang lebih inklusif. Selain mendampingi wisudawan, AIL juga terus berupaya mengembangkan layanan dan fasilitas yang lebih ramah untuk mahasiswa disabilitas, seperti penyediaan layanan transportasi dalam kampus dan akses materi pembelajaran yang lebih mudah dijangkau.

Koordinator Humas AIL menambahkan, “Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa, termasuk yang berkebutuhan khusus, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih impian mereka. Melalui kolaborasi antara pihak kampus, relawan, dan mahasiswa disabilitas, kita bisa menciptakan kampus yang ramah dan inklusif bagi semua orang.”

Harapan Untuk Masa Depan: Kampus Inklusif Untuk Semua

Melalui peran relawan dan pendampingan yang diberikan, diharapkan semakin banyak mahasiswa disabilitas yang merasakan manfaatnya, baik dalam proses akademik maupun dalam kehidupan kampus secara keseluruhan. Dengan terus meningkatkan sinergi antara mahasiswa, relawan, dan pihak kampus, UNAIR semakin menuju tujuan besar untuk menjadi kampus yang benar-benar inklusif dan ramah bagi semua kalangan, serta berperan aktif dalam mencapai tujuan SDGs dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Tentang Airlangga Inclusive Learning (AIL)
Airlangga Inclusive Learning (AIL) merupakan komunitas di Universitas Airlangga yang berfokus pada peningkatan aksesibilitas dan inklusivitas bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. AIL berperan dalam menyediakan pendampingan akademik, advokasi, serta pengembangan kebijakan yang mendukung hak-hak mahasiswa disabilitas.

Author: Ridha Dinda Fadhilah
Editor: Rozi

 

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.