AIL Gelar Meet and Greet: Relawan dan MBK Bersinergi Wujudkan Kampus Inklusif di Universitas Airlangga
AIL News – Surabaya, 21 Februari 2025
Komitmen Universitas Airlangga (UNAIR) dalam mewujudkan kampus inklusif semakin ditegaskan melalui acara Meet and Greet yang diselenggarakan oleh Airlangga Inclusive Learning (AIL). Kegiatan ini menghadirkan tim AIL, relawan, dan mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK) untuk mempererat hubungan dan membangun sinergi dalam menciptakan lingkungan kampus yang ramah inklusi. Acara berlangsung di Ruang Wiyata, Lantai 1 Perpustakaan Kampus B UNAIR, pada Jumat (21/02) pukul 09.00-11.30 WIB.
Membangun Kedekatan dan Memahami Tantangan
Acara Meet and Greet ini bertujuan untuk membangun kedekatan antara mahasiswa berkebutuhan khusus dan para relawan yang berperan sebagai pendamping dalam proses akademik dan kehidupan kampus. Dengan suasana yang akrab dan interaktif, diskusi dalam acara ini membahas berbagai tantangan yang dihadapi mahasiswa disabilitas serta bagaimana peran relawan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
Salah satu mahasiswa berkebutuhan khusus, Kenzo, menyatakan kegembiraannya mengikuti acara ini. “Intinya aku senang bisa ikut acara itu, dan bisa kenalan dengan para relawan sama teman-teman yang disabilitas juga. Harapannya para relawan bisa lebih membantu para penyandang disabilitas, terutama dalam hal mobilisasi ke kelas, kantin, atau perpustakaan. Biasanya aku hampir selalu bersama teman, tapi kalau sendirian, aku perlu bantuan para relawan,” ujarnya.

Foto: Mahasiswa berkebutuhan khusus Universitas Ailangga yang menghadiri Meet and Greet diantaranya Kenzo, S1 Fakultas Hukum (depan; mengenakan kemeja garis-garis, berkacamata, duduk di kursi roda), Abdul Majid, S2 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (tengah; mengenakan kemeja hitam bermotif, berkacamata hitam), dan Gema Fikriansyah, S2 Ilmu Budaya (belakang; mengenakan kemeja motif kotak biru-putih serta celana krem). (dokumen pribadi).
Mas Gema, mahasiswa berkebutuhan khusus dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), juga mengungkapkan kebahagiaannya. “Saya merasa sangat senang dan bahagia sekali bisa menjadi bagian dari MBK 2025 dan AIL serta mengikuti acara Meet and Greet ini. Saya dapat mengenal sesama penyandang disabilitas di UNAIR dan mengetahui lingkungan inklusif di sini. Semoga ke depannya akan semakin banyak kegiatan AIL yang melibatkan penyandang disabilitas dan sarana prasarana yang lebih ramah,” katanya.
Mas Majid, mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), turut menyampaikan harapannya. “Senang bisa sharing dan mendapatkan update terkait AIL, terutama dengan adanya basecamp dan layanan-layanan baru. Saya harap AIL bisa lebih proaktif lagi, khususnya dalam membantu kawan-kawan disabilitas selama di kampus, baik dalam proses perkuliahan maupun akademik lainnya. Selain itu, saya berharap AIL dapat menjadi lembaga advokasi untuk mewujudkan fasilitas dan infrastruktur yang lebih ramah, seperti guiding block, lift, dan lainnya,” ungkapnya.
Relawan: Jembatan Penghubung Aspirasi MBK
Tidak hanya membawa kesan mendalam bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, acara ini juga memberikan pengalaman berharga bagi para relawan. Salah seorang relawan mengungkapkan bahwa acara ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan momen untuk memperkuat kebersamaan dan memahami tantangan yang dihadapi teman-teman berkebutuhan khusus. “Kegiatan ini menjadi momen untuk memperkuat kebersamaan dan memahami tantangan yang dihadapi teman-teman berkebutuhan khusus. Saya berharap acara dan komunitas seperti ini bisa terus berkembang agar semakin banyak yang sadar akan pentingnya lingkungan kampus yang inklusif,” ujarnya.
Relawan lain juga menyampaikan bahwa Meet and Greet menjadi jembatan penghubung antara aspirasi MBK dan peran relawan serta UNAIR. “Meet and Greet Airlangga Inclusive Learning seperti sebuah jembatan penghubung antara aspirasi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus dan peran relawan maupun Universitas Airlangga dalam menciptakan suasana yang inklusif dan setara. Sebagai relawan, saya memperoleh wawasan, pengalaman, dan relasi positif,” katanya.
Diskusi Solusi Konkret untuk Kampus Inklusif
Selain berbagi pengalaman, acara ini juga menjadi ajang diskusi mengenai solusi konkret untuk meningkatkan fasilitas dan layanan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Para relawan berbagi cerita tentang pengalaman mereka dalam mendampingi mahasiswa disabilitas, mulai dari membantu mobilitas, akses materi pembelajaran, hingga memberikan dukungan moral.
Koordinator AIL, Fitri Mutia menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari langkah besar untuk menjadikan UNAIR lebih inklusif. “Kami ingin membangun kesadaran bahwa inklusi bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga menciptakan lingkungan yang ramah dan suportif bagi semua mahasiswa,” ujarnya Bu Mutia.
Ibu Lila, salah satu koordinator layanan relawan AIL, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih inklusif di UNAIR. “Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, mendapatkan akses yang setara dalam pembelajaran. Interaksi langsung dengan mahasiswa berkebutuhan khusus dan relawan membuka wawasan kami tentang pentingnya sinergi dalam mendukung pendidikan inklusif. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut dan semakin berkembang,” ungkapnya.
Rozi, Koordinator Informasi dan Komunikasi AIL, menambahkan, “Kampus Universitas Airlangga adalah rumah bagi semua kalangan, baik mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen, maupun seluruh civitas akademika. Mari kita wujudkan kampus inklusif di UNAIR dengan membangun koneksi yang erat, meningkatkan kesadaran akan inklusivitas, dan memperkuat kolaborasi untuk pendidikan yang setara. Bersama-sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang ramah dan suportif bagi setiap individu, tanpa terkecuali.” Kutipan ini menegaskan komitmen UNAIR dalam menciptakan ekosistem kampus yang inklusif, di mana setiap individu merasa diterima dan didukung untuk meraih potensi terbaiknya.
Indah Rachma Cahyani, Koordinator Humas AIL, menambahkan, “Saat ini, AIL telah memiliki ruangan baru di Ruang Narayana, Lantai 1 Perpustakaan Kampus B UNAIR. Kami mengajak setiap relawan untuk berpartisipasi aktif dengan hadir secara rutin mulai hari Senin hingga Jumat secara bergiliran di Ruang Narayana. Kehadiran dan kontribusi relawan sangat penting untuk mendukung kegiatan dan layanan AIL dalam mewujudkan kampus yang lebih inklusif". Dengan adanya ruangan baru ini, AIL berharap dapat meningkatkan kualitas layanan dan memberikan dukungan yang lebih optimal bagi mahasiswa berkebutuhan khusus di UNAIR.
Harapan untuk Masa Depan
Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang tertarik untuk bergabung menjadi relawan dan membantu mewujudkan kampus yang lebih inklusif. Dengan adanya sinergi antara mahasiswa berkebutuhan khusus, relawan, dan pihak kampus, impian akan lingkungan pendidikan yang lebih adil dan setara bukanlah hal yang mustahil.

Foto: Ketua koordinator AIL dalam menyampaikan sambutan Meet and Greet
Tentang Airlangga Inclusive Learning (AIL)
Airlangga Inclusive Learning (AIL) merupakan komunitas di Universitas Airlangga yang berfokus pada peningkatan aksesibilitas dan inklusivitas bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. AIL berperan dalam menyediakan pendampingan akademik, advokasi, serta pengembangan kebijakan yang mendukung hak-hak mahasiswa disabilitas.
Author: Yokebeth Patria
Editor: Rozi