Filosofi Logo AIL UNAIR

Pertama, seorang difabel yang menaiki kursi roda yang memakai toga ini mewakili seluruh civitas baik dosen, mahasiwa, karyawan, terkhusus mahasiwa yang berjuang menuju keberhasilan tertinggi yaitu menyelesaikan wisudanya, dan disebelah kanan nya ada seorang normal yang memakai toga ini mewakili seluruh civitas kampus Unair khusus mahasiswa yang sama sama menyelesaikan wisudanya. Hal ini menggambarkan difabel dan civitas akademika secara bersama sama akan memperjuangkan isu-isu dan hak-hak terkait difabel dalam lingkup Universitas Airlangga.
Kedua, mereka melakukan gerakan TOS tangan memberikan rasa saling hormat (respect) dan persahabatan antara dua orang yang melakukannya (friendly) serta menghilangkan skat-skat sosial dan kesenjangan. Hal ini menggambarkan menjelaskan spirit difabel dan civitas akademika dalam menyebarkan pesan persahabatan dan perlakuan yang sama dalam membangun visi dan misi Universitas Airlangga.
Filosofi dan Makna Warna Orange dan Hijau:
Warna oranye (jingga) menggambarkan cerah, bahagia, rasa optimis tanpa putus asa, penuh kehangatan, kreatif dan percaya diri. Hal ini menggambarkan bahwa difabel memiliki perasaan antusiasme, mampu bersosialisasi, memiliki semangat dan kegembiraan yang bisa meningkatkan prestasi akademik dan mencapai keberhasilan proses pembelajaran di Kampus.
Warna hijau adalah yang mewakili alam, tenang, nyaman, tanpa cemas dan khawatir, damai, rasa aman. Hal tersebut menggambarkan keseimbangan dalam menjalankan aktivitas kehidupan kampus dan lingkungan sekitar secara nyaman dan aman sehingga tercapai tujuan dan target pendidikan.
Warna ungu yang mewakili kebijaksanaan, kemandirian, keberanian, kepercayaan, kesetiaan, kesuksesan, visioner, dan kebanggaan. Hal ini menggambarkan bahwa Universitas Airlangga mampu memberikan kepercayaan dan kesempatan yang sama pada semua civitas akademika atau pada difabel dalam melaksanakan aktivitas dan proses pembelajaran di Kampus secara mandiri dan sukses
Lingkaran menandakan harapan, kekeluargaan, keberlanjutan, keseimbangan, persatuan. Hal ini menggambarkan difabel dan civitas akademika secara bersama-sama dalam menjalankan proses pembelajaran dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan dalam mencapai tujuan bersama secara keberlanjutan.