Skip to main content

Pusat Difusi Inklusi UPI dan UNAIR Bahas Pendidikan Inklusif dalam Benchmarking Inspiratif

ail

 

AIL NEWS - Bandung, 8 November 2024 – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menerima kunjungan dari Direktorat Pendidikan dan Tim Airlangga Inclusive Learning (AIL), Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya dalam kegiatan Benchmarking Pendidikan Inklusif. Acara yang berlangsung di Pusat Difusi Inklusi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan pendidikan inklusif di Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari UNAIR, termasuk Dr. Fitri Mutia, A.KS., M.Si., selaku Ketua AIL, serta Indah Rachma Cahyani, S.IIP., M.A., dari Humas AIL. Sementara itu, UPI menghadirkan jajaran ahli seperti Dr. Yuyus Suherman, M.Si., Ketua Pusat Difusi Inklusi, dan Dr. dr. Riksma Nurahmi Rinalti Akhlan, M.Pd., Kaprodi S1 Pendidikan Khusus. Diskusi berlangsung produktif, membahas strategi implementasi pendidikan inklusif yang berkelanjutan.

 

dd

Foto: Pemberian Plakat oleh Syahrur Marta Dwi Susilo, S.S., M.A., Ph.D., perwakilan Direktorat Pendidikan UNAIR. 

 

UPI berbagi pengalaman terkait program pendidikan khusus yang sudah berjalan selama 48 tahun. Saat ini, UPI mendukung 43 mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK) dengan berbagai fasilitas, seperti teknologi assistif untuk disabilitas penglihatan, typewriter khusus, dan perangkat pembelajaran lain. Selain itu, UPI juga menyediakan program mentoring komprehensif dan forum orang tua untuk mendukung keberhasilan akademik mahasiswa.

 
 

dd

Foto: Kunjungan langsung di beberapa ruangan Pusat Difusi Inklusi yang inovasi inklusi, mudah diakses dan responsif bagi mahasiswa dan masyarakat.  

 

Dr. Yuyus Suherman menjelaskan, “Kami menanamkan nilai-nilai inklusi seperti respect, komunitas, dan tanggung jawab, yang menjadi landasan interaksi di lingkungan kampus.”

UNAIR mengapresiasi pendekatan UPI dan merekomendasikan penguatan program mentoring serta peningkatan fasilitas untuk mendukung pendidikan inklusif di kampus. Selain itu, hasil studi banding ini menyoroti perlunya peningkatan aksesibilitas fisik kampus dan pelatihan volunteer untuk meningkatkan kesadaran sivitas akademika. Teknologi seperti speech-to-text juga diusulkan untuk lebih mendukung mahasiswa dengan kesulitan belajar.

Kegiatan ini memberikan wawasan berharga bagi kedua institusi dalam membangun pendidikan inklusif. “Kerjasama seperti ini membuka peluang besar bagi pengembangan kurikulum yang lebih inklusif di Indonesia,” ungkap Dr. Fitri Mutia.

 

dd

Foto bersama dari Pusat Difusi Inklusi UPI dan UNAIR

 

Benchmarking ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat sistem pendidikan inklusif di tingkat perguruan tinggi. Dengan berbagai rekomendasi yang dihasilkan, UNAIR dan UPI berharap dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih inklusif dan memberdayakan semua mahasiswa tanpa terkecuali.

 

Author: Rozi
Editor : Rozi

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.